Copyright © Ummu Sumayyah's Online Market
Design by Dzignine
Sunday 17 November 2013

Meruqyah Diri Sendiri

Bismillah

Teks : Ummu Sumayyah

Syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan pujian tidak terhingga untukNya di atas kurniaan dan kasih sayangNya yang masih memberi ruang waktu dan kesempatan serta kesihatan untuk saya meneruskan perkongsian ilmu-ilmu agama di dalam blog yang tidak seberapa ini. Moga apa yang dikongsikan disini akan memberi menafaat untuk diri saya sendiri serta pembaca-pembaca sekalian. Ameen.
 
Alhamdulillah sejak akhir-akhir ini, ramai yang sudah menyedari dan beralih kepada pengubatan alternatif cara islam mengikut thibbun nabawi. Berbagai-bagai jenis ramuan herba dan minuman yang diberi contoh oleh Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam seperti habbatus sauda, minyak zaitun, madu, kurma, air zam-zam dan banyak lagi. 

Namun satu hal yang jangan sampai dilupakan oleh kita adalah kekuatan doa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Allah dan Rasul-Nya telah mengajarkan kepada kita berbagai-bagai doa dan zikir yang begitu banyak menafaatnya. Sebagai pelindung diri dari kejahatan yang  kita tidak sedari dan hanya Allah sahaja yang tahu.  


Ruqyah yang bentuk jamaknya adalah ruqaa merupakan bacaan-bacaan untuk pengobatan yang syari'e. Begitu juga dengan amalan zikir pagi dan petang. Penyembuhan dengan al-Quran dan doa-doa yang diajarkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam adalah penyembuhan yang bermenafaat sekaligus sebagai penawar yang sempurna. Allah berfirman dalam Surat al-Isra ayat 82,

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ

“Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman…”

Pengertian ‘dari al-Qur’an’ pada ayat di atas maksudnya adalah al-Qur’an itu sendiri. Karena al-Qur’an secara keseluruhan adalah
penyembuh sebagaimana disebutkan dalam ayat di atas. [1]

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS Yunus: 57)

Dengan demikian al-Quran merupakan penyembuh yang sempurna untuk rohani dan jasmani dan sekaligus sebagai ubat bagi semua penyakit dunia dan akhirat. Tidak semua orang mampu untuk melakukan penyembuhan dengan al-Quran. Jika pengubatan dan penyembuhan itu dilakukan secara baik terhadap penyakit dengan didasari kepercayaan dan keimananpenerimaan yang penuh, keyakinan yang pasti, memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan mengikut Al-quran dan as-sunnah, maka tidak ada satu penyakit pun yang mampu melawannya.

Para ulama telah sepakat untuk membolehkan ruqyah dengan tiga syarat, yaitu:

1. Ruqyah itu dengan menggunakan firman Allah Ta’ala atau Asma dan Sifat-Nya atau sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam

2. Ruqyah itu boleh diucapkan dalam bahasa Arab atau bahasa lain yang difahami maknanya

3. Harus diyakini bahwa bukanlah dzat ruqyah itu sendiri yang memberikan pengaruh, tetapi yang memberikan pengaruh itu adalah kekuasaan Allah, sedangkan ruqyah hanya merupakan salah satu sebab saja. [2]

Di antara ayat-ayat yang dianjurkan untuk dibaca sebagai ruqyah diantaranya ayat kursi, Surat al-Fatihah, Surat al-Ikhlash, Surat al-Falaq, Surat an-Nas, Surat al-A’raf ayat 117-122, Surat Yunus ayat 79-82, Surat Thaha ayat 65-70 dan Surat al-Kafirun. 

Ruqyah ini berguna untuk pengubatan penyakit maupun untuk melawan guna-guna atau sihir. Cara pengubatan ini boleh juga dilakukan kepada diri sendiri seperti yang ditunjukan kisah-kisah berikut ini:

وعَنْ عُثْمَانَ بْنِ أَبِى الْعَاصِ أَنَّهُ شَكَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-  ضَعْ يَدَكَ عَلَى الَّذِى يَأْلَمُ مِنْ جَسَدِكَ وَقُلْ بِاسْمِ اللَّهِ. ثَلاَثًا. وَقُلْ سَبْعَ مَرَّاتٍ: أَعُوذُ بِعِزَّةِ اللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ،قال: فَفَعَلْتُ فَأَذْهَبَ اللهُ مَا كَانَ بِي – رواه مسلم

Dari Utsman bin Abu al-Ash bahwasanya dia mengadukan rasa sakit kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam:

 “Letakkan tanganmu di atas bagian tubuhnya yang sakit lalu ucapkan Bismillah tiga kali, setelah itu ucapkan sebanyak tujuh kali ‘A’udzubi ‘izzatillahi wa qudratihi min syarri maa ajidu wa uhadziru.’ (Aku berlindung dengan kemuliaan dan kekuasaan Allah dari keburukan yang aku rasakan dan yang aku khawatirkan). Lalu aku baca do’a ini, setelah itu Allah menghilangkan rasa sakit yang sebelumnya aku rasakan.” (HR Muslim)

Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu berkata, “Pada suatu ketika aku pernah jatuh sakit, tetapi aku tidak menemukan seorang doktor atau ubat penyembuh. Lalu aku berusaha mengubati dan menyembuhkan diriku sendiri dengan surat al-Fatihah, maka aku melihat pengaruh yang sangat menakjubkan. Aku ambil segelas air zam-zam dan membacakan padanya surat al-Fatihah berkali-kali, lalu aku meminumnya sehinggalah aku sembuh sepenuhnya. Selanjutnya aku mengulangi dengan cara tersebut dalam mengubati berbagai penyakit dan aku merasakan manfaat yang sangat besar. Kemudian aku menyampaikan kepada orang-orang yang mengeluhkan tentang suatu penyakit dan banyak dari mereka yang sembuh dengan cepat.” [3]

Mengenai kekhususan air zam-zam ini terdapat pada hadits Jabir yang marfu’,

مَاءُ زَمْزَمُ لِمَا شُرِبَ لَهُ

“Air zam-zam tergantung kepada tujuan diminumnya.” [4]

Sedekah Mengubati Penyakit

Dari al-Hasan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda: “…Obatilah orang-orang sakit kamu dengan sedekah..”. (HR ath-Thabrani dan al-Baihaqi, dan dihasankan oleh syaikh al-Albani dalam shahih targhib no 744)

Suatu kisah benar terjadi kepada Imam al-Hakim Abu Abdillah penulis kitab al mustadrak. Beliau pernah terkena penyakit borok di wajahnya (sejenis penyakit kulit), beliau sudah berusaha berubat dengan segala cara namun tidak berjaya sembuh. Lalu beliau pun datang kepada abu Utsman ash-Shabuni meminta agar mendoakan kesembuhan untuknya. Abu Utsman pun mendoakannya di hari jumaat dan banyak orang yang mengaminkan. Dan pada hari jumaat seterusnya, datanglah seorang wanita membawa sekeping kertas dan bercerita bahwa ia telah bersungguh-sungguh mendoakan untuk kesembuhan beliau. Lalu wanita itu bermimpi bertemu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan bersabda: “Katakan kepada abu abdillah.. Hendaklah ia mengalirkan air untuk kaum muslimin.” Maka beliau pun segera membangun sumur/telaga berdekatan dengan rumahnya dan menyediakan airnya untuk diminum oleh manusia. Seminggu kemudian, nampak kesembuhan terlihat pada wajah beliau dan akhirnya hilang sama sekali. Dan beliau hidup beberapa tahun setelah itu. (Shahih targhib no 964)

InsyaAllah sedekah yang sepadan dengan penyakit atau musibah yang diderita boleh menjadi ubat penyembuh. Seperti memberi makan orang fakir, menanggung/ memelihara anak yatim, mewakafkan harta, atau mengeluarkan sedekah jariyah. Sekiranya masih tidak sembuh lagi, mungkin Allah memperpanjangkan lagi sakit untuk sebuah hikmah yang dikehendaki-Nya atau karena kemaksiatan yang menghalangi kesembuhan. Jika demikian cepatlah bertaubat dan perbanyak doa di sepertiga malam terakhir.

Demikianlah beberapa contoh pengubatan yang boleh dilakukan untuk diri sendiri. Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam.

Catatan Kaki:
[1] Al-Jawaabul Kaafi Liman Saala ‘Anid Dawaaisy Syaafi (Jawaban yang Memadai Bagi Orang Yang Bertanya Tentang Obat Penyembuh yang Mujarab) karya Ibnul Qayyim hal. 20
[2] Al-’Illaaj bir Ruqaa minal Kitab was Sunnah hal. 72-83
[3] Zaadul Ma’ad (IV/178) dan al-Jawabul Kaafi (hal. 21)
[4] HR Ibnu Majah dan lain-lainnya. Lihat juga Shahih Ibnu Majah  (II/183) juga Irwa’ul Ghalil (IV/320)

Sumber : http://thibbalummah.wordpress.com/2013/04/11/thibbun-nabawi-meruqyah-diri-sendiri/

0 comments:

Post a Comment