Copyright © Ummu Sumayyah's Online Market
Design by Dzignine
Wednesday 11 December 2013

Waktu-Waktu Mustajabnya Doa

Bismillah

Teks : Ummu Sumayyah

1. Ketika Sujud.

 Dari Abu Hurairah-radhiallahu anhu- bahwa Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
 

“Keadaan dimana seorang hamba menjadi paling dekat dengan Rabbnya adalah ketika dia dalam keadaan sujud, oleh kerana itu perbanyakkanlah doa (ketika sujud).” (HR. Muslim: 1/350)

2.  Diantara azan dan iqamah. 


 Dari Anas bin Malik -radhiallahu anhu- dia berkata: Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:

الدُّعَاءُ لَا يُرَدُّ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ
 

“Doa di antara azan dan iqamah tidak akan ditolak.” (HR. At-Tirmizi: 1/415 dan 5/577, Abu Daud: 1/144. Dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Irwa` Al-Ghalil: 1/261 no. 244, dan Shahih Al-Jami’: 3/150)

3. Ketika Azan dan ketika berlakunya peperangan.


Dari Sahl bin Sa’ad -radhiallahu anhu- dia berkata: Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:

ثِنْتَانِ لَا تُرَدَّانِ أَوْ قَلَّمَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِ وَعِنْدَ الْبَأْسِ حِينَ يُلْحِمُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا
 

Dua doa yang tidak akan ditolak atau jarang sekali ditolak: Doa ketika azan dan doa ketika terjadi peperangan tatkala mereka sudah saling menyerang.” (HR. Abu Daud: 3/21 dan Ad-Darimi: 1/217. Dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Abu Daud: 2/483)

3. Ketika sepertiga malam.


Dari Abu Hurairah -radhiallahu anhu- bahwa Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ وَمَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ
 

“Rabb kita -Tabaraka wa Ta’ala- turun setiap malam ke langit dunia ketika  sepertiga malam terakhir (waktu yang sudah hampir ke subuh). Lalu Dia berfirman, “Sesiapa yang berdoa kepada-Ku maka Aku akan mengabulkannya, siapa yang meminta kepada-Ku maka Aku akan memberinya, dan siapa yang meminta ampun kepada-Ku maka Aku akan mengampuninya. (HR. Al-Bukhari no. 1145 dan Muslim no. 758)
 

Dari Jabir -radhiallahu anhu- dia berkata: Aku mendengar Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:

إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ
 

“Sesungguhnya di malam hari ada satu waktu, dimana tidak ada seorang muslimpun yang meminta kebaikan kepada Allah pada waktu itu -baik kebaikan dunia mahupun akhirat-, kecuali Allah akan memenuhi permintaannya, dan satu waktu itu ada pada setiap malam.” (HR. Muslim: 1/521)



Penjelasan ringkas:
 

Pada hakikatnya, waktu mana atau bila-bila sekalipun seorang itu berdoa kepada Allah -dengan memenuhi semua adab dan syarat-syaratnya serta tidak ada sesuatupun yang menghalanginya, maka pasti doanya akan dimakbulkan oleh Allah Ta’ala. Hanya saja ada beberapa waktu yang ditunjukkan oleh nas-nas syara’ bahawa berdoa pada waktu-waktu tersebut lebih berpotensi untuk dikabulkan oleh Allah berbanding waktu selainnya.

Di antara waktu-waktu itu -sebagaimana yang tersebut dalam dalil-dalil di atas- adalah:


1.    Saat sujud, baik di dalam maupun di luar solat, baik sujud tilawah, sujud sahwi, dan sujud apa saja yang dilakukan untuk Allah Ta’ala.


2.    Di antara azan dan iqamah pada semua solat yang disyariatkan padanya azan dan iqamah. Baik dia azan pada waktunya mahupun azan setelah masuk waktu solat.

3.    Ketika pasukan kaum muslimin sudah berhadapan dengan pasukan musuh dalam jihad fii sabilillah.

4.    Setiap malam iaitu pada sepertiga malam terakhir.


Beberapa waktu lain selain waktu yang tersebut di atas:
 

1.    Satu waktu di hari jumaat.

Dari Abu Hurairah -radhiallahu anhu- bahwa Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- pernah menyebutkan tentang hari jumaat lalu beliau bersabda,


 “Padanya ada satu waktu dimana tidak ada seorang muslimpun yang sedang berdiri mengerjakan solat pada waktu itu lalu dia meminta apapun kepada Allah Ta’ala kecuali Allah akan memenuhi permintaannya,” dan beliau berisyarat dengan tangannya untuk menunjukkan sangat singkatnya waktu itu.” (HR. Al-Bukhari: 1/253 no. 935 dan Muslim: 2/583 no. 852)
 

Adapun waktu tepatnya adalah setelah asar sampai maghrib. Dari Abu Hurairah -radhiallahu anhu- bahwa Nabi -shallallahu alaihi wasallam- bersabda, 

“Sesungguhnya pada hari jum’at betul-betul terdapat satu waktu dimana tidaklah seorang muslim meminta kebaikan kepada Allah pada waktu itu kecuali Dia akan memenuhi permintaannya, dan waktu itu setelah asar.” (HR. Ahmad: 2/272 dan dia didukung oleh hadits setelahnya)

Dari Jabir -radhiallahu anhu- dari Nabi -shallallahu alaihi wasallam- beliau bersabda,


“Hari jumaat itu ada 12 waktu, di antaranya ada waktu dimana tidaklah ada seorang muslim yang meminta kebaikan kepada Allah pada waktu itu kecuali Allah akan memenuhi permintaannya, maka carilah waktu itu di waktu terakhir setelah asar.” (HR. Abu Daud: 1/275 no. 1048 dan An-Nasai: 3/99-100, dan sanadnya hasan)

Ibnu Al-Qayyim -rahimahullahu Ta’ala- dan ulama lainnya menguatkan bahwa waktu yang dimaksudkan pada hari jumaat adalah setelah asar. (Lihat Zaad Al-Ma’ad: 2/388-397)


2.    Ketika meminum air zam-zam jika disertai dengan niat yang baik.


Hendaklah seseorang memperbanyak do’a ketika meminum air zam-zam. Ketika meminumnya, hendaklah ia meminta pada Allah kemaslahatan dunia dan akhiratnya. Sebagaimana hal ini terdapat dalam hadits, dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Air zam-zam sesuai keinginan ketika meminumnya.” [Maksudnya doa apa saja yang diucapkan ketika meminumnya adalah doa yang mustajab]. 

HR. Ibnu Majah, 2/1018. Lihat Al Maqosid Al Hasanah, As Sakhowiy hal. 359. [Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan lighoirihi. Lihat Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1165]

3.    Setelah membaca selawat untuk Nabi -shallallahu alaihi wasallam- pada tasyahud terakhir (sebelum memberi salam).
 

Dari Abdullah bin Mas’ud -radhiallahu anhu- dia berkata, 

“Aku sedang solat sementara Nabi -shallallahu alaihi wasallam- sedang bersama Abu Bakar dan Umar. Tatkala aku sedang duduk (di dalam solat), aku mulai memuji Allah kemudian berselawat kepada Nabi -shallallahu alaihi wasallam-, kemudian aku berdoa untuk diriku. Maka Nabi -shallallahu alaihi wasallam- bersabda, “Mintalah maka permintaanmu akan dipenuhi, mintalah maka permintaanmu akan dipenuhi.” (HR. At-Tirmizi: 2/488, An-Nasai, dan Ahmad: 1/26,38. Dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih At-Tirmizi no. 2765 dan dalam Shahih An-Nasai no. 1217)

Dari Fudhalah -radhiallahu anhu- bahwa Nabi -shallallahu alaihi wasallam- mendengar seorang lelaki solat lalu dia mengangungkan Allah dan memuji-Nya serta berselawat kepada Nabi -shallallahu alaihi wasallam-. Maka Nabi -shallallahu alaihi wasallam- bersabda,  


“Berdoalah kamu maka doamu akan dikabulkan, dan mintalah kamu maka permintaanmu akan dipenuhi.” (HR. An-Nasai: 33/44,45 dan At-Tirmizi: 5/516. Dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih An-Nasai: 1/275)

4.    Ketika berdoa pada hari Arafah di padang Arafah bagi jamaah haji.

Dari Amr bin Syuaib dari ayahnya dari abangnya bahwa Nabi -shallallahu alaihi wasallam- bersabda, 


“Doa terbaik adalah yang diucapkan pada hari Arafah, dan ucapan terbaik yang saya dan para nabi sebelumku pernah ucapkan adalah, “Tidak ada sembahan yang hak selain Allah semata tidak ada sekutu bagi-Nya, hanya milik-Nya semua kekuasaan, hanya milik-Nya semua pujian, dan Dia Maha Mampu atas segala sesuatu.” (HR. At-Tirmizi dan Malik dalam Al-Muwaththa`: 1/422. Dinyatakan hasan oleh Al-Albani dalam Shahih At-Tirmizi: 3/184)

5.    Ketika ayam berkokok.

Nabi -shallallahu alaihi wasallam- bersabda,  


“Jika kalian mendengar ayam berkokok maka mintalah keutamaan dari Allah karena sesungguhnya dia (ayam itu) melihat malaikat, dan jika kalian mendengar suara keledai maka berlindunglah kepada Allah dari setan karena sesungguhnya dia melihat setan.” (HR. Al-Bukhari: 4/89. Diriwayatkan juga oleh Muslim: 4/2092 dari hadits Abu Hurairah )


Pelajaran tambahan dari hadits-hadits di atas:
 

1. Disunnahkannya memperbanyak sujud, dan memperbanyak doa di dalamnya.
 

2. Penetapan sifat an-nuzul (turun ke langit dunia) bagi Allah Ta’ala, dengan sifat an-nuzul yang sesuai dengan keagungan-Nya, tidak serupa dengan sifat ‘turun’ makhluk dan tidak boleh membagaimanakannya.

3. Lanjutan haditsnya, “Siapa yang berdoa kepada-Ku maka Aku akan mengabulkannya, siapa yang meminta kepada-Ku maka Aku akan memberinya, dan siapa yang meminta ampun kepada-Ku maka Aku akan mengampuninya.” Dan yang boleh mengucapkan ucapan seperti ini hanyalah Allah Ta’ala.



Wallahua'lam

http://hijab1.wordpress.com/2011/03/29/waktu-mustajabah/

0 comments:

Post a Comment