Copyright © Ummu Sumayyah's Online Market
Design by Dzignine
Saturday 14 December 2013

Cabaran Mendidik Anak Perempuan Zaman Sekarang

Bismillah

Teks : Ummu Sumayyah

Tidak ada seorang pun dari kita yang akan terlepas kecuali kita akan dibangkitkan oleh Rabb Tuhan Semesta Alam setelah mati. Kita akan ditanya serta dihisab tentang segala apa yang telah kita lakukan di dunia ini. Dan salah satu hal yang akan ditanyakan kepada seorang hamba adalah bagaimana ia memelihara dan mendidik isteri dan anak-anaknya.

Rasulullah sollallaahu’alayhiwasallam telah bersabda: “Seorang laki-laki itu adalah pemimpin dalam keluarganya dan akan ditanya tentang orang-orang yang dipimpinnya. Dan seorang perempuan itu adalah pemimpin di dalam rumah suaminya dan dia akan ditanya tentang orang-orang yang dipimpinnya” (al hadits).

Entri kali ini hanya terbatas kepada pendidikan anak-anak perempuan secara khusus. Memandangkan betapa pentingnya kedudukan mereka, dan besarnya pengaruh mereka dalam moral dan perilaku masyarakat. Sesungguhnya kalau seorang putri itu tumbuh besar, ia akan menjadi seorang isteri atau ibu atau guru atau lain-lain peranan dalam kehidupan masyarakat. Apabila ia baik, maka baik la  pula sesebuah masyarakat dan begitulah sebaliknya kalau ia rosak, akan rosaklah pula seluruh masyarakat.

Kalau kita amati kitab Allah, kita dapati bahwa Allah mencela sedemikian keras orang-orang jahiliyah terdahulu. Iaitu ketika salah seorang dari mereka diberikan kabar gembira bahawa telah lahir untuknya seorang anak perempuan, ia akan merasa paling tidak suka. Wajahnya menghitam dan hatinya begitu memendam amarah. Lalu ia menjadi malu terhadap kaumnya sehingga ia mengasingkan diri dari mereka. Kemudian dirinya mula membisik, apakah akan ia kuburkan putrinya itu hidup-hidup ataukah ia biarkan sahaja dengan keadaan hina. Allah mencela mereka sedemikian keras atas perbuatan tersebut.

Dan perasaan-perasaan jahiliyyah seperti ini masih lagi terdapat pada hati sebagian kaum lelaki apalagi kalau isterinya telah banyak melahirkan anak perempuan, sedangkan seorang isteri itu hanyalah seperti hamparan tanah yang menumbuhkan benih yang disebarkan oleh penanam. Bahkan kadangkala ada yang sampai menceraikan isterinya. Kita berlindung kepada Allah dari kebodohan dan kepincangan.

Pada zaman jahiliyah dahulu, perempuan dianggap seperti tidak berharga. Sehinggakan seorang ayah sanggup menguburkan puterinya hidup-hidup sedang ia sendiri memelihara anjingnya dan memberi makan binatang ternakannya. Maka Allah menghapuskan pandangan yang merendahkan ini dan meninggikan kedudukan perempuan serta menempatkannya pada posisinya yang alami dan sesuai dengan kedudukan seorang wanita itu dengan mewajibkan laki-laki untuk memenuhi hak-hak perempuan dan mewajibkan perempuan untuk menunaikan kewajipan-kewajipan mereka. Oleh kerananya Allah mengarahkan perkataan-Nya kepada perempuan sebagaimana Ia mengarahkan perkataan-Nya kepada laki-laki, baik untuk memberikan perintah atau larangan. Dan Allah mengkhususkan perempuan dengan hukum-hukum yang sesuai dengan mereka dan sesuai dengan fitrah mereka.

Sesungguhnya melahirkan anak itu adalah perkara yang telah Allah takdirkan. Iaitu perkara yang hanya ada di tangan Allah. Ia memberi anak perempuan kepada siapa sahaja yang Dia kehendaki dan memberi anak lelaki kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Atau Dia memberi anak lelaki dan perempuan sekaligus untuk sebagian yang lain. Dan Dia menguji sebahagian yang lain dengan kemandulan. Allah berfirman:

يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَن يَشَاءُ الذُّكُورَ . أَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَاثًا وَيَجْعَلُ مَن يَشَاءُ عَقِيمًا

"Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. [Ash-Shura (42) :49-50]

Perhatikanlah bagaimana Allah mendahulukan penyebutan anak-anak perempuan dan mengakhirkan penyebutan anak-anak lelaki, sebagai sanggahan atas mereka yang menghinakan kedudukan anak-anak perempuan dan memandang rendah darjat mereka dan menganggap mereka seperti tidak berharga.

Oleh karena itu bersikap redho lah dengan apa yang telah Allah anugerahkan untuk kita. Kerana sesungguhnya kita tidak tahu di mana kebaikan itu? Berapa banyak para ayah yang sedemikian senang saat diberikan kabar gembira dengan kehadiran seorang anak laki-laki, tapi kemudian anaknya itu menjadi musibah besar baginya dan menjadi sebab kesulitan hidup dan panjangnya rasa duka dan sedihnya. Dan berapa banyak para ayah yang kecewa saat diberikan kabar gembira tentang kehadiran seorang anak perempuan, sedang ia menanti-nanti anak laki-laki, namun kemudian anak perempuannya itu menjadi anak yang mengurusnya dengan tangan yang penuh kelembutan dan hati yang penuh kasih sayang serta menjadi orang yang menolongnya di saat-saat ia di dalam kesulitan.

Hakikatnya di sini bahawa penyejuk mata bukanlah pada keadaan anak yang dilahirkan itu samada laki-laki atau perempuan. Akan tetapi penyejuk mata sesungguhnya adalah apabila anak tersebut menjadi keturunan yang solih dan baik, tidak kira samada anak laki-laki ataupun anak perempuan.

Allah berfirman:

هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“..anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” [Al-Furqan (25) :74]

Sekiranya Allah mengurniakan kepada kita seorang anak perempuan, maka baik-baiklah dalam mendidiknya, menafkahinya dan memperlakukannya dengan mengharap balasan dari Allah. Tidakkah engkau tahu ganjaran apa yang akan engkau dapatkan dari Allah kalau engkau melakukan semua itu?

Jawapannya, kalau kita lakukan semua itu kepada anak perempuan, maka kita akan bersama Rasulullah sollallahu’alayhiwasallam di akhirat. Di dalam hadis, Rasulullah sollallahu’alayhiwasallam bersabda: “Barangsiapa yang menafkahi dua orang anak perempuan sampai keduanya baligh, ia akan datang pada hari kiamat, dengan keadaan aku dan dia (lalu beliau menghimpun jari jemari beliau). Diriwayatkan oleh Muslim.

Dan Rasulullah sollallahu’alayhiwasallam bersabda: “Barangsiapa yang diberikan ujian dengan sesuatu melalui anak-anak perempuan ini, lalu ia memperlakukan mereka dengan baik, maka mereka akan menjadi penghalang untuknya dari api neraka”. Muttafaqun ‘alayhi.

Dan perlakuan baik kepada mereka itu ada banyak hal. Di antaranya:

* Baik dalam memilih ibu untuk mereka. Ini adalah bentuk pertama perlakuan baik terhadap anak-anak. Karena baiknya itu merupakan salah satu sebab baiknya anak-anak -insya Allah. Berapa banyak anak-anak yang Allah jaga dengan kebaikan orangtua mereka.

* Baik dalam memilihkan nama untuk mereka. Kerana nama itu mempunyai pengaruh terhadap empunyanya. Dan nama itu bermacam-macam. Ada yang mustahab, ada yang boleh, ada yang makruh dan ada yang diharamkan. Kebanyakan orang sekarang, hanya mahu mencari nama yang cantik tanpa melihat kandungan makna dan hukumnya. Berapa banyak anak perempuan yang menyandang nama yang bermakna buruk?!

* Mencukupi keperluan tubuhnya seperti makanan, pakaian dan ubat-ubatan. Mencari usaha untuk tujuan ini adalah salah satu sebab masuk surga. Pernah ada seorang perempuan yang masuk menemui Aisyah rodhiyallaahu’anhaa bersama dua puterinya. Perempuan itu fakir dan sudah tidak bersuami. Aisyah berkata: “Ia meminta makanan kepadaku. Maka yang ada padaku hanyalah sebutir kurma. Ia pun mengambilnya dan memberinya untuk dua puterinya sedang ia tidak makan apa-apa. Kemudian ia berdiri dan keluar bersama dua puterinya. Datanglah Rasulullah sollallaahu’alayhiwasallam dan aku ceritakan kepada beliau kejadian tersebut. Beliau berkata: “Sesungguhnya Allah telah memastikan untuknya surga dengan perbuatannya itu, dan membebaskannya dari api neraka”. Diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim.

* Memuliakan mereka, bersikap lembut dan sayang kepada mereka. Rasulullah sollallaahu’alayhiwasallam itu, kalau Fatimah masuk menemui beliau, beliau berkata: “Selamat datang puteriku”. Suatu hari beliau solat bersama orang ramai sambil menggendong Umamah cucu beliau dari Zainab. Maka tatkala beliau ruku’, Umamah diletakkan. Dan tatkala beliau bangun, Umamah digendong. Seolah-olah tidak ada seorangpun yang boleh mengurus Zainab, sehingga beliau bimbang terhadapnya. Atau pun apa yang beliau lakukan itu untuk mengajarkan kepada kita sebagai umatnya agar mengikut petunjuk beliau sollallaahu’alayhiwasallam.

Rasulullah sollallaahu’alayhiwasallam termasuk orang yang paling kasih dan sayang terhadap anak-anak secara umum, baik mereka itu laki-laki ataupun perempuan. Beliau mencium mereka, mengusap kepala mereka, mendoakan mereka dan bermain-main dengan mereka. Ketika seorang anak perempuan semakin membesar, ia semakin memerlukan kasih sayang dan dihormati. Sekiranya terdapat semua keperluan tersebut dari kedua ibubapanya maka insyaAllah, Allah akan memberkati keluarga tersebut dengan memberi kestabilan dan ketenangan jiwa serta kebaikan kepada sesebuah keluarga itu.

* Bersikap adil terhadapnya dan saudara-saudaranya yang laki-laki ataupun yang perempuan. Kerana perasaan dizalimi yang ia alami dan sikap lebih banyak berpihak kepada selain dirinya akan membibitkan rasa benci di dalam dirinya terhadap orangtuanya, dan rasa dengki kepada saudaranya yang dilebihkan. Maka bertakwalah kepada Allah dan bersikap adillah kepada anak-anak kalian. Baik dalam nafkah, iaitu dengan memberi hak masing-masing sesuai dengan keperluannya.

* Mendidiknya dengan memberi pendidikan agama dan mengawasinya sejak dari kecil. Mendidiknya dengan adab-adab yang baik ketika bercakap dan menghormati orang tua, adab-adab ketika makan dan minum serta adab-adab berpakaian, mengajarinya membaca Al Quran, mengajarinya berwudhu dan solat serta memerintahkannya untuk melaksanakan solat pada usia tujuh tahun dan mengharuskannya kalau sudah berusia sepuluh tahun. Kalau ia tumbuh di atas kebaikan, maka ia akan terbiasa dengan kebaikan itu dan mencintainya.

* Mengajari dan melatihnya dengan hal-hal menguruskan rumahtangga seperti memasak, mengasuh dan mengemas rumah.

* Segera menikahkannya kalau dia telah sudah cukup dewasa dengan laki-laki yang baik agamanya, amanahnya dan akhlaknya, yang datang untuk melamar sedang gadis itu juga menyukainya. Sesungguhnya ini adalah perlakuan baik yang paling besar. Karena terlambat menikah seorang gadis adalah salah satu sebab utama penyimpangan dari jalan yang lurus. Lebih-lebih di zaman sekarang ini. Dan urusan pernikahan gadis tersebut hendaknya dipermudahkan oleh walinya, seperti mas kawin dan keperluan-keperluan lain.

* Memastikan dengan siapa anak perempuan kita bergaul atau memilih sahabat. Karena persahabatan itu memiliki pengaruh yang besar dalam perilaku, pemikiran dan sebagainya. Dan dalam hadis: “Seseorang itu sesuai dengan akhlak kholil-nya (sahabat karib yang dicintainya). Maka sebagai ibu bapa kita harus memastikan  siapakah teman yang anak gadis kita jadikan sebagai kholil-nya”.

* Mengawasi anak-anak dari pengaruh-pengaruh yang boleh merosakkan dan menghancurkan. Sesungguhnya sekian banyak saluran-saluran television dan sekian banyak pula halaman-halaman internet di mana semua itu lebih banyak yang buruk dari yang baik, dan lebih banyak membahayakan daripada memberi menafaat serta lebih banyak merusak daripada memperbaiki. Kalau sarana-sarana ini ada di dalam rumah, maka hendaknya kepala keluarga tersebut memperhatikan jangan sampai sarana-sarana tersebut sedemikian terbuka lebar untuk keluarganya, sehingga anak-anak boleh mengikuti apa sahaja acara yang mereka inginkan dan berhubungan dengan suatu jaringan pada bila-bila masa. Karena dengan begitu mereka akan membahayakan diri mereka sendiri dengan suatu bahaya besar. Demikian juga dengan alat-alat komunikasi seperti handphone, yang kini bukan sekadar sarana komunikasi semata akan tetapi sudah jauh lebih dari itu.

* Menunaikan kewajiban dengan memberi perhatian kepada anak-anak. Kesungguhan orang tua dalam memperhatikan puteri mereka, dan pengawasan mereka terhadapnya merupakan salah satu sebab baiknya keadaan puteri mereka itu. Sebagaimana kelengahan dan kendurnya pengawasan merupakan salah satu sebab ketergelinciran. Maka tunaikanlah kewajipanmu dengan sungguh-sungguh, jangan izinkan keluargamu bertabarruj dan bertasyabbuh serta berikhtilat dengan lelaki yang bukan mahram, juga bepergian tanpa mahram. Para wanita itu hanya akan berani melakukan semua itu kalau mereka melihat wali mereka tidak peduli dan tidak mengendahkan perkara tersebut.

* Dan berhati-hatilah dari renggangnya tali ikatan kekeluargaan. Sekian banyak keluarga mengeluhkan lemahnya ikatan di antara anggota keluarga. Masing-masing mereka sibuk dengan hal masing-masing. Sang ayah di sini dan sang ibu di sana dan anak-anak ada di alam mereka sendiri-sendiri. Sudah pasti, kekosongan ini akan melahirkan masalah-masalah besar akan tetapi ia bermula dari sedikit demi sedikit seiring berjalannya waktu hingga perkara tersebut sudah parah maka terjadilah ledakan dan pada masa itu baru tersedar tetapi sudah terambat..

Oleh itu kita sebagai ibu bapa haruslah sentiasa ingat bahawa anak-anak adalah amanah dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada kita dan ianya juga sebahagian dari ujian kepada kita.   Mereka yang paling malang sekali ialah mereka yang mempunyai ramai anak tetapi anak-anaknya tidak memberi menafaat kepada nya sesudah ia meninggal dunia dan tidak membawa kebaikan kepadanya di akhirat kelak.
 
Wallahua'lam

Oleh: Asy Syaikh Dr Ali Bin Yahya Al Haddaadiy

1 comments:

  1. "Artikel yang sangat bermanfaat. Saya percaya ramai ibu yang nak amalkan tips ni tapi tak ada masa! Jom, pergi ke website pasal pengurusan masa ibu bekerja yg super sibuk dan nak jadi supermommy. Alhamdulillah, dah beribu-ribu ibu bekerja yang transform dan boleh amalkan parenting dan didik anak2 setiap hari. www.efficient2me.com
    "

    ReplyDelete