Bismillah
Teks : Ummu Sumayyah
Tidak ada seorang pun dari kita yang akan terlepas kecuali kita
akan dibangkitkan oleh Rabb Tuhan Semesta Alam setelah mati. Kita akan ditanya serta
dihisab tentang segala apa yang telah kita lakukan di dunia ini. Dan
salah satu hal yang akan ditanyakan kepada seorang hamba adalah
bagaimana ia memelihara dan mendidik isteri dan anak-anaknya.
Rasulullah sollallaahu’alayhiwasallam
telah bersabda: “Seorang laki-laki itu adalah pemimpin dalam keluarganya dan
akan ditanya tentang orang-orang yang dipimpinnya. Dan seorang perempuan
itu adalah pemimpin di dalam rumah suaminya dan dia akan ditanya tentang
orang-orang yang dipimpinnya” (al hadits).
Entri kali ini hanya terbatas kepada pendidikan anak-anak perempuan secara khusus. Memandangkan betapa
pentingnya kedudukan mereka, dan besarnya pengaruh mereka dalam moral
dan perilaku masyarakat. Sesungguhnya kalau seorang putri itu tumbuh
besar, ia akan menjadi seorang isteri atau ibu atau guru atau lain-lain peranan dalam kehidupan masyarakat. Apabila ia baik,
maka baik la pula sesebuah masyarakat dan begitulah sebaliknya kalau ia rosak, akan rosaklah pula seluruh masyarakat.
Kalau kita amati kitab Allah, kita dapati bahwa Allah mencela
sedemikian keras orang-orang jahiliyah terdahulu. Iaitu ketika salah
seorang dari mereka diberikan kabar gembira bahawa telah lahir untuknya
seorang anak perempuan, ia akan merasa paling tidak suka.
Wajahnya menghitam dan hatinya begitu memendam amarah. Lalu ia menjadi
malu terhadap kaumnya sehingga ia mengasingkan diri dari mereka. Kemudian dirinya mula membisik, apakah akan ia kuburkan putrinya itu
hidup-hidup ataukah ia biarkan sahaja dengan keadaan hina. Allah mencela
mereka sedemikian keras atas perbuatan tersebut.
Dan perasaan-perasaan
jahiliyyah seperti ini masih lagi terdapat pada hati sebagian kaum lelaki
apalagi kalau isterinya telah banyak melahirkan anak perempuan, sedangkan
seorang isteri itu hanyalah seperti hamparan tanah yang menumbuhkan
benih yang disebarkan oleh penanam. Bahkan kadangkala ada yang sampai
menceraikan isterinya. Kita berlindung kepada Allah
dari kebodohan dan kepincangan.
Pada zaman jahiliyah dahulu, perempuan dianggap seperti tidak berharga.
Sehinggakan seorang ayah sanggup menguburkan puterinya hidup-hidup sedang ia
sendiri memelihara anjingnya dan memberi makan binatang ternakannya. Maka Allah
menghapuskan pandangan yang merendahkan ini dan meninggikan kedudukan
perempuan serta menempatkannya pada posisinya yang alami dan sesuai
dengan kedudukan seorang wanita itu dengan mewajibkan laki-laki untuk memenuhi hak-hak perempuan dan
mewajibkan perempuan untuk menunaikan kewajipan-kewajipan mereka. Oleh
kerananya Allah mengarahkan perkataan-Nya kepada perempuan sebagaimana
Ia mengarahkan perkataan-Nya kepada laki-laki, baik untuk memberikan
perintah atau larangan. Dan Allah mengkhususkan perempuan dengan
hukum-hukum yang sesuai dengan mereka dan sesuai dengan fitrah mereka.
Sesungguhnya melahirkan anak itu adalah perkara yang telah Allah
takdirkan. Iaitu perkara yang hanya ada di tangan Allah. Ia memberi anak
perempuan kepada siapa sahaja yang Dia kehendaki dan memberi anak
lelaki kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Atau Dia memberi anak
lelaki dan perempuan sekaligus untuk sebagian yang lain. Dan Dia
menguji sebahagian yang lain dengan kemandulan. Allah berfirman:
يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَن يَشَاءُ الذُّكُورَ .
أَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَاثًا وَيَجْعَلُ مَن يَشَاءُ عَقِيمًا
"Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa
yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang
Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia
kehendaki, atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan
(kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa
yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. [Ash-Shura (42) :49-50]
Perhatikanlah bagaimana Allah mendahulukan penyebutan anak-anak
perempuan dan mengakhirkan penyebutan anak-anak lelaki, sebagai
sanggahan atas mereka yang menghinakan kedudukan anak-anak perempuan dan
memandang rendah darjat mereka dan menganggap mereka seperti tidak berharga.
Oleh karena itu bersikap redho lah dengan apa yang telah Allah anugerahkan
untuk kita. Kerana sesungguhnya kita tidak tahu di mana kebaikan itu?
Berapa banyak para ayah yang sedemikian senang saat diberikan kabar
gembira dengan kehadiran seorang anak laki-laki, tapi kemudian anaknya
itu menjadi musibah besar baginya dan menjadi sebab kesulitan hidup dan
panjangnya rasa duka dan sedihnya. Dan berapa banyak para ayah yang
kecewa saat diberikan kabar gembira tentang kehadiran seorang anak
perempuan, sedang ia menanti-nanti anak laki-laki, namun kemudian anak
perempuannya itu menjadi anak yang mengurusnya dengan tangan yang penuh
kelembutan dan hati yang penuh kasih sayang serta menjadi orang yang
menolongnya di saat-saat ia di dalam kesulitan.
Hakikatnya di sini bahawa penyejuk mata bukanlah
pada keadaan anak yang dilahirkan itu samada laki-laki atau perempuan.
Akan tetapi penyejuk mata sesungguhnya adalah apabila anak tersebut
menjadi keturunan yang solih dan baik, tidak kira samada anak laki-laki ataupun anak perempuan.
Allah berfirman:
هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“..anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami
sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang
yang bertakwa.” [Al-Furqan (25) :74]
Sekiranya Allah mengurniakan kepada kita seorang anak perempuan, maka baik-baiklah
dalam mendidiknya, menafkahinya dan memperlakukannya dengan mengharap
balasan dari Allah. Tidakkah engkau tahu ganjaran apa
yang akan engkau dapatkan dari Allah kalau engkau melakukan semua itu?
Jawapannya, kalau kita lakukan semua itu kepada anak perempuan, maka kita akan bersama Rasulullah
sollallahu’alayhiwasallam di akhirat. Di dalam hadis, Rasulullah sollallahu’alayhiwasallam bersabda:
“Barangsiapa yang menafkahi dua orang anak perempuan sampai keduanya
baligh, ia akan datang pada hari kiamat, dengan keadaan aku dan dia
(lalu beliau menghimpun jari jemari beliau). Diriwayatkan oleh Muslim.
Dan Rasulullah sollallahu’alayhiwasallam bersabda: “Barangsiapa yang
diberikan ujian dengan sesuatu melalui anak-anak perempuan ini, lalu ia
memperlakukan mereka dengan baik, maka mereka akan menjadi penghalang
untuknya dari api neraka”. Muttafaqun ‘alayhi.
Dan perlakuan baik kepada mereka itu ada banyak hal. Di antaranya:
* Baik dalam memilih ibu untuk mereka. Ini adalah bentuk pertama
perlakuan baik terhadap anak-anak. Karena baiknya itu merupakan salah
satu sebab baiknya anak-anak -insya Allah. Berapa banyak anak-anak yang
Allah jaga dengan kebaikan orangtua mereka.
* Baik dalam memilihkan nama untuk mereka. Kerana nama itu mempunyai
pengaruh terhadap empunyanya. Dan nama itu bermacam-macam. Ada yang
mustahab, ada yang boleh, ada yang makruh dan ada yang diharamkan.
Kebanyakan orang sekarang, hanya mahu mencari nama yang cantik tanpa melihat kandungan makna dan hukumnya. Berapa banyak anak perempuan yang menyandang nama yang bermakna buruk?!
* Mencukupi keperluan tubuhnya seperti makanan, pakaian dan ubat-ubatan. Mencari
usaha untuk tujuan ini adalah salah satu sebab masuk surga. Pernah ada
seorang perempuan yang masuk menemui Aisyah rodhiyallaahu’anhaa bersama
dua puterinya. Perempuan itu fakir dan sudah tidak bersuami. Aisyah
berkata: “Ia meminta makanan kepadaku. Maka yang ada padaku hanyalah
sebutir kurma. Ia pun mengambilnya dan memberinya untuk dua puterinya
sedang ia tidak makan apa-apa. Kemudian ia berdiri dan keluar bersama
dua puterinya. Datanglah Rasulullah sollallaahu’alayhiwasallam dan aku
ceritakan kepada beliau kejadian tersebut. Beliau berkata: “Sesungguhnya
Allah telah memastikan untuknya surga dengan perbuatannya itu, dan
membebaskannya dari api neraka”. Diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim.
* Memuliakan mereka, bersikap lembut dan sayang kepada mereka. Rasulullah sollallaahu’alayhiwasallam itu, kalau Fatimah masuk menemui
beliau, beliau berkata: “Selamat datang puteriku”. Suatu hari beliau
solat bersama orang ramai sambil menggendong Umamah cucu beliau dari
Zainab. Maka tatkala beliau ruku’, Umamah diletakkan. Dan tatkala beliau
bangun, Umamah digendong. Seolah-olah tidak ada seorangpun yang boleh
mengurus Zainab, sehingga beliau bimbang terhadapnya. Atau pun apa yang
beliau lakukan itu untuk mengajarkan kepada kita sebagai umatnya agar mengikut
petunjuk beliau sollallaahu’alayhiwasallam.
Rasulullah sollallaahu’alayhiwasallam termasuk orang yang paling
kasih dan sayang terhadap anak-anak secara umum, baik mereka itu laki-laki ataupun
perempuan. Beliau mencium mereka, mengusap kepala mereka, mendoakan
mereka dan bermain-main dengan mereka. Ketika seorang anak perempuan semakin membesar, ia semakin memerlukan kasih sayang dan dihormati. Sekiranya terdapat semua keperluan tersebut dari kedua ibubapanya maka insyaAllah, Allah akan memberkati keluarga tersebut dengan memberi kestabilan dan ketenangan jiwa serta kebaikan kepada sesebuah keluarga itu.
* Bersikap adil terhadapnya dan saudara-saudaranya yang laki-laki
ataupun yang perempuan. Kerana perasaan dizalimi yang ia alami dan sikap
lebih banyak berpihak kepada selain dirinya akan
membibitkan rasa benci di dalam dirinya terhadap orangtuanya, dan rasa
dengki kepada saudaranya yang dilebihkan. Maka bertakwalah
kepada Allah dan bersikap adillah kepada anak-anak kalian. Baik dalam
nafkah, iaitu dengan memberi hak masing-masing sesuai dengan keperluannya.
* Mendidiknya dengan memberi pendidikan agama dan mengawasinya sejak dari kecil. Mendidiknya dengan adab-adab yang baik ketika bercakap dan menghormati orang tua, adab-adab ketika makan dan
minum serta adab-adab berpakaian, mengajarinya membaca Al
Quran, mengajarinya berwudhu
dan solat serta memerintahkannya untuk melaksanakan solat pada usia
tujuh tahun dan mengharuskannya kalau sudah berusia sepuluh tahun. Kalau
ia tumbuh di atas kebaikan, maka ia akan terbiasa dengan kebaikan itu
dan mencintainya.
* Mengajari dan melatihnya dengan hal-hal menguruskan rumahtangga seperti memasak, mengasuh dan mengemas rumah.
* Segera menikahkannya kalau dia telah sudah cukup dewasa dengan laki-laki yang baik agamanya, amanahnya dan akhlaknya, yang
datang untuk melamar sedang gadis itu juga menyukainya. Sesungguhnya ini
adalah perlakuan baik yang paling besar. Karena terlambat menikah
seorang gadis adalah salah satu sebab utama penyimpangan dari jalan yang
lurus. Lebih-lebih di zaman sekarang ini. Dan urusan pernikahan gadis tersebut hendaknya dipermudahkan oleh
walinya, seperti mas kawin dan keperluan-keperluan lain.
* Memastikan dengan siapa anak perempuan kita bergaul atau memilih sahabat. Karena persahabatan
itu memiliki pengaruh yang besar dalam perilaku, pemikiran dan
sebagainya. Dan dalam hadis: “Seseorang itu sesuai dengan akhlak
kholil-nya (sahabat karib yang dicintainya). Maka sebagai ibu bapa kita harus memastikan siapakah teman yang anak gadis kita jadikan sebagai
kholil-nya”.
* Mengawasi anak-anak dari pengaruh-pengaruh yang boleh merosakkan dan menghancurkan. Sesungguhnya sekian banyak saluran-saluran television dan sekian banyak pula halaman-halaman internet di mana semua itu lebih banyak yang buruk dari yang baik,
dan lebih banyak membahayakan daripada memberi menafaat serta lebih
banyak merusak daripada memperbaiki. Kalau sarana-sarana ini ada di dalam rumah, maka
hendaknya kepala keluarga tersebut memperhatikan jangan sampai
sarana-sarana tersebut sedemikian terbuka lebar untuk keluarganya,
sehingga anak-anak boleh mengikuti apa sahaja acara yang mereka inginkan dan
berhubungan dengan suatu jaringan pada bila-bila masa. Karena dengan
begitu mereka akan membahayakan diri mereka sendiri dengan suatu bahaya
besar. Demikian juga dengan alat-alat komunikasi seperti handphone, yang kini
bukan sekadar sarana komunikasi semata akan tetapi sudah jauh lebih dari
itu.
* Menunaikan kewajiban dengan memberi perhatian kepada anak-anak. Kesungguhan orang
tua dalam memperhatikan puteri mereka, dan pengawasan mereka terhadapnya merupakan salah satu sebab baiknya
keadaan puteri mereka itu. Sebagaimana kelengahan dan kendurnya
pengawasan merupakan salah satu sebab ketergelinciran. Maka tunaikanlah
kewajipanmu dengan sungguh-sungguh, jangan izinkan keluargamu
bertabarruj dan bertasyabbuh serta berikhtilat dengan lelaki yang bukan
mahram, juga bepergian tanpa mahram. Para wanita itu hanya akan berani
melakukan semua itu kalau mereka melihat wali mereka tidak peduli dan
tidak mengendahkan perkara tersebut.
* Dan berhati-hatilah dari renggangnya tali ikatan kekeluargaan.
Sekian banyak keluarga mengeluhkan lemahnya ikatan di antara anggota keluarga. Masing-masing mereka sibuk dengan hal masing-masing. Sang
ayah di sini dan sang ibu di sana dan anak-anak ada di alam
mereka sendiri-sendiri. Sudah pasti, kekosongan ini akan melahirkan masalah-masalah besar akan tetapi ia bermula dari sedikit demi sedikit seiring
berjalannya waktu hingga perkara tersebut sudah parah maka terjadilah ledakan dan
pada masa itu baru tersedar tetapi sudah terambat..
Oleh itu kita sebagai ibu bapa haruslah sentiasa ingat bahawa anak-anak adalah amanah dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada kita dan ianya juga sebahagian dari
ujian kepada kita. Mereka yang paling malang sekali ialah mereka yang
mempunyai ramai anak tetapi anak-anaknya tidak memberi menafaat kepada nya sesudah ia meninggal dunia dan tidak membawa kebaikan
kepadanya di akhirat kelak.
Wallahua'lam
Oleh: Asy Syaikh Dr Ali Bin Yahya Al Haddaadiy
AKHIRNYA
2 months ago
"Artikel yang sangat bermanfaat. Saya percaya ramai ibu yang nak amalkan tips ni tapi tak ada masa! Jom, pergi ke website pasal pengurusan masa ibu bekerja yg super sibuk dan nak jadi supermommy. Alhamdulillah, dah beribu-ribu ibu bekerja yang transform dan boleh amalkan parenting dan didik anak2 setiap hari. www.efficient2me.com
ReplyDelete"