Copyright © Ummu Sumayyah's Online Market
Design by Dzignine
Sunday 9 February 2014

Jaga Adab-Adab Ketika Berbicara : Khusus Buat Kaum Hawa

Bismillah

Teks : Ummu Sumayyah

Entri kali ini saya akan berkongsi pula dengan pembaca-pembaca sekelian tentang sifat yang sudah menjadi tabiat bagi wanita termasuklah saya sendiri iaitu suka bercakap atau bersembang.  Semoga apa yang saya paparkan nanti akan menjadi pedoman buat diri saya dan juga pembaca-pembaca sekelian.


Tetapi sebelum itu, marilah kita sama-sama renungkan sebuah hadith dari Abdullah bin Umar Radi allah hu anhu katanya: Rasulullah Sallallaahu Alayhi Wasallam telah bersabda: 

Wahai kaum wanita! Bersedekahlah kamu dan perbanyakkanlah istighfar iaitu memohon ampun. Kerana aku melihat kaum wanitalah yang lebih ramai menjadi penghuni Neraka.” Seorang wanita yang cukup pintar di antara mereka bertanya: “Wahai Rasulullah, kenapa kami kaum wanita yang lebih ramai menjadi penghuni Neraka?” Rasulullah Sallallaahu Alayhi Wasallam bersabda: “Kamu banyak mengutuk/ mengumpat dan mengingkari suami. 

Lumrahnya wanita suka bercakap. Bagaimana hendak mengelak daripada mengumpat?

Wahai saudariku muslimah…,
1) Berhati-hatilah dari terlalu banyak berceloteh dan terlalu banyak berbicara, Allah Ta’ala berfirman:
 
“Dan tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia “. (An nisa:114)
 
Wahai saudariku, semoga Allah ta’ala merahmatimu dan menunjukimu kepada jalan kebaikan, ketahuilah bahawa disana ada yang senantiasa mengamati dan mencatat perkataanmu.

“Seorang duduk disebelah kanan, dan yang lain duduk disebelah kiri. Tiada satu ucapanpun yang diucapkan melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” (Qaaf:17-18).
 
Maka jadikanlah setiap ucapan kita itu menjadi perkataan yang ringkas, jelas yang tidak melarut-larut yang dengannya akan memperpanjangkan pembicaraan.

2) Tidaklah terpuji jika kita selalu menyampaikan setiap apa yang kita dengarkan, kerana kebiasaannya ini akan menjatuhkan dirimu ke dalam kedustaan.
Dari Abu hurairah radiallahu ‘anhu, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

 “Cukuplah seseorang itu dikatakan sebagai pendusta ketika dia menyampaikan setiap apa yang dia dengarkan.” (HR.Muslim dan Abu Dawud)

3) Jauhilah dari sikap menyombongkan diri, dengan tujuan membanggakan diri dihadapan manusia.

Dari aisyah radiyallohu ‘anha, ada seorang wanita yang mengatakan: Wahai Rasulullah, aku mengatakan bahawa suamiku memberikan sesuatu kepadaku yang sebenarnya tidak diberikannya. Berkata Rasulullah Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam : Orang yang merasa memiliki sesuatu yang ia tidak diberi, seperti orang yang memakai dua pakaian kedustaan.” (muttafaq alaihi)

4) Sesungguhnya dzikrullah memberikan pengaruh yang kuat di dalam kehidupan roh seorang muslim, kejiwaannya, jasmaninya dan kehidupan masyarakatnya. Maka bersemangatlah wahai saudariku muslimah untuk sentiasa berdzikir kepada Allah ta’ala, disetiap waktu dan keadaanmu. Allah ta’ala memuji hamba-hambanya yang mukhlis dalam firman-Nya:

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring…” (Ali imran:191).

5) Jika engkau hendak berbicara, maka jauhilah sifat merasa kagum dengan diri sendiri terutama dalam bertutur kata, sebab ini merupakan sifat yang sangat dibenci. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam bersabda:
 
Sesungguhnya orang yang paling aku benci diantara kalian dan yang paling jauh majlisnya dariku pada hari kiamat : Orang yang berlebihan dalam berbicara, sangat fasih dengan ucapannya dan merasa ta’ajjub terhadap ucapannya.”
(HR.Tirmidzi,Ibnu Hibban dan yang lainnya dari hadits Abu Tsa’labah Al-Khusyani radhiallahu anhu)

6) Jauhilah diri kita dari terlalu banyak ketawa, terlalu banyak berbicara dan berceloteh. Jadikanlah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam sebagai tauladan bagimu, dimana beliau lebih banyak diam dan banyak berfikir. Nabi Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, menjauhkan diri dari terlalu banyak ketawa dan menyibukkan diri dengannya. Jadikanlah setiap apa yang kita ucapkan itu adalah perkataan yang mengandungi kebaikan. Jika tidak, diam itu lebih utama. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, bersabda:

 
” Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya dia berkata dengan perkataan yang baik, atau hendaknya dia diam.”
(muttafaq alaihi dari hadits Abu Hurairah radhiallahu anhu)
 
7) Jangan kalian memotong pembicaraan seseorang yang sedang berbicara atau membantahnya, atau meremehkan ucapannya. Bahkan jadilah pendengar yang baik dan itu lebih beradab bagimu, dan ketika harus membantahnya, maka jadikanlah bantahanmu itu dengan cara yang paling baik sebagai syi’ar keperibadianmu.

8) Berhati-hatilah dari suka mengolok-olok terhadap cara berbicara orang lain, seperti orang yang tersekat-sekat dalam berbicara atau seseorang yang mengalami kesulitan berbicara atau orang yang tersilap dalam mengeluarkan perkataan. Allah Ta’ala berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik.
(QS.Al-Hujurat:11)
 
9) Jika kita mendengarkan bacaan Al qur’an, maka berhentilah dari berbicara, apapun yang kita bicarakan, kerana itu merupakan adab terhadap kalamullah dan juga sesuai dengan perintah-Nya, didalam firman-Nya:
 
 “Dan apabila dibacakan Alqur’an,maka dengarkanlah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kalian diberi rahmat”. (QS Al A’raf : 204)
 
10) Bertakwalah kepada Allah wahai saudariku muslimah, bersihkanlah majlismu dari ghibah dan namimah (adu domba) sebagaimana yang Allah ‘azza wajalla perintahkan kepada kita untuk menjauhinya. Bersemangatlah untuk menjadikan majlismu itu dengan perkataan-perkataan yang baik di dalamnya, begitu juga dalam rangka menasihati, dan memberitahu kepada perkara kebaikan. Kita haru berhati-hati dalam mengeluarkan sesuatu perkataan kerana berapa banyak dari perkataan seseorang itu, dapat menyebabkan kemarahan dari Allah ‘azza wajalla dan menjatuhkan pelakunya kedalam jurang neraka. 

Didalam hadits Mu’adz bin Jabbal radhiallahu anhu tatkala beliau bertanya kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam: " Apakah kami akan disiksa dengan apa yang kami ucapkan?" Maka jawab Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

 
Engkau telah keliru wahai Mu’adz, tidaklah manusia itu akan dilemparkan ke Neraka diatas wajah-wajah mereka melainkan disebabkan oleh ucapan-ucapan mereka.”
(HR.Tirmidzi,An-Nasaai dan Ibnu Majah)
 
11)  Semoga Allah menjaga kita dari menghadiri majlis yang buruk dan berbaur dengan maksiat para pelakunya, dan bersegeralah semoga Allah menjaga kita untuk menghadiri majlis yang penuh dengan  kebaikan dan keberuntungan.

12) Jika engkau duduk sendiri di dalam suatu majlis, atau bersama dengan sebagian saudarimu, maka sentiasalah untuk berzikir mengingati Allah ‘azza wajalla dalam setiap keadaanmu sehingga engkau kembali dalam keadaan mendapatkan kebaikan dan mendapatkan pahala. Allah ‘azza wajalla berfirman:

 
(yaitu) orang – orang yang mengingat Allah sambil berdiri, atau duduk, atau dalam keadaan berbaring” (QS. Ali ‘imran :191)

13) Jika engkau hendak berdiri keluar dari majelis, maka ingatlah untuk selalu mengucapkan:

 
“Maha suci Engkau ya Allah dan bagimu segala pujian, aku bersaksi bahawa tidak ada Ilah yang berhak untuk disembah kecuali Engkau, aku memohon ampun kepada-Mu, dan aku bertaubat kepada-Mu”
Sehingga diampuni bagimu segala kesalahanmu di dalam majelis tersebut.

Wallahu a'lam.
 
Sumber : Haya Bintu Mubarak Al-Buraik
Dari kitab: mausu’ah al-mar’ah al-muslimah: 31-34
Alih bahasa : Ummu Aiman


0 comments:

Post a Comment